Ketum Gepenta Brigjen Pol (Pur) Parasian Simanungkalit Tulis Karya " Buku Hadapi Perang NUBIKA"
JAKARTA, KABARPATROLI.ID - Bertempat di Markas DPN Gepenta, di kawasan Pesanggrahan Jakarta Selatan, pada hari Jumat tanggal 3 Juli 2020, Ketua Umum Dpn Gepenta Brigjenpol Pur Dr. Drs. Parasian Simanungkalit SH.MH, mengadakan konverensi Pers secara virtual.
Parasian Simanungkalit menyatakan telah selesai menulis satu buku selama 4 bulan dirumah saja karena ancaman serangan Covid-19. Buku yang ditulis berkenaan dengan serangan Virus Corona Covid-19 yang berasal dari Wuhan Tiongkok ke semua Negara diseluruh dunia.
Terbetik dan tergugah ingin menulis buku HADAPI PERANG NUBIKA mengingat pada waktu sebagai Perwira Siswa (Pasis) pada SESKO AL (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut) tahun 1986/1987 ada ceramah tentang Perang Senjata NUBIKA.
Setelah melihat gencarnya pemberitaan Virus Corona di Televisi Nasional dan membuka channel luar negeri, begitu dahsyatnya serangan Covid-19. Sehingga pada akhir Jamuari memulai mengumpulkan data dan referensi membuka kembali buku tentang senjata Nubika yaitu Nuklir, Biologi dan Kimia.
Dijelaskannya bahwa penulisan ini menggunakan metodologi pendekatan Filologi, dalam penelitian literatur kuno analisa yang sering digunakan adalah pendekatan filologi. Karena tidak keluar rumah sepertnya berada terkurung dihutan belantara tdk keluar rumah.
Didalam penjelasannya dalam buku HADAPI PERANG NUBIKA menguraikan Perang menggunakan Senjata Nubika pernah terjadi.
1. Nuklir.
Pada masa perang dunia kedua digunakan Amerika membom nuklir kota Hiroshima dan Nagasaki memaksa Jepang menyerah tanpa syarat.
Sejak itu berlomba lomba negara kaya di dunia membangun senjata nuklir.
2. Senjata Biologi.
Banyak negara di dunia setidaknya ada 17 negara mengembangkan penelitian dan menyiapkan senjata biologi. Termasuk Tiongkok dengan bocornya penelitian covid-19 sehingga mengancam seluruh manusia di dunia.
3. Senjata kimia.
Senjata kimia juga terus dikembangkan beberapa negara di dunia untuk pertanahan dan alat menyerang yang digunakan satu negara melawan negara lain apabila terjadi perang. Contohnya, Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia melawan pemberontak Kurdi sehingga Amerika mengirim rudal dari kapal induknya yang ada di teluk ke istana Suriah sebagai peringatan agar jangan menggunakan senjata kimia.
Dipaparkannya apabila perang dunia ketiga pecah atau perang bilateral antara cina Tiongkok dan sekutunya melawan Amerika dan sekutunya, maka tidak menutup kemungkinan yang berperang menggunakan senjata Nubika.
Nah.. disinilah ancaman terhadap Bangsa dan Negara Indonesia. Apabila rudal berpeluru nubika apakah Indonesia siap menanggulangi dan mengatasinya supaya rakyat dan bangsa Indonesia tidak banyak korban.
Saya teringat pada ceramah LETJEN TNI PUR Prabowo Subianto dalam kuliah umum di Universitas Indonesia yang mengutip dari majalah Ghost Fleet menyatakan tahun 2030 Indonesia bubar atau tinggal nama.
Pada waktu itu kita tertawa mendengar, tetapi dalam penilaian lingkungan strategik bahwa tidak ada yang menjamin 1 sampai 10 tahun mendatang tidak ada perang yang menggunakan senjata NUBIKA. Peristiwa Wuhan Tiongkok saja sudah di semua negara terancam punah.
Oleh karena itu Menteri Pertahanan harus dari sekarang membuat strategi penangkalan dan rencana penanggulangan agar apabila terjadi Perang Nubika Indonesia tetap kokoh.
Untuk itu direncanakan pada tanggal 27 Juli 2020 mulai pukul 10 pagi sampai selesai, akan diadakan Diskusi & Bedah Buku "HADAPI PERANG NUBIKA" secara virtual Zoom.
Dimohonkan bapak MENHAN R.I sebagai Keynote speaker, Panglima TNI dan KAPOLRI serta Gubernur Lemhannas R.I sebagai Nara sumber.
Paparan buku oleh saya sebagai penulis (Ketum Dpn Gepenta), Ketua Panitia/Kordinator SEKJEN DPN GEPENTA BRIGJENPOL PUR. Drs. Genot Haryanto M.Si.
Sedangkan Moderator adalah Dr. Hervina Puspitosari SH.MH. dan ada pembacaan puisi "Warisan Pahlawan" dibacakan oleh Dr. Andina Elok Puri Maharani SH.MH. Dosen FH. UNS Solo.
Demikian konverensi Pers Ketua Umum Dpn Gepenta Brigjenpol Pur Dr. Drs. Parasian Simanungkalit SH.MH. secara on line virtual untuk tetap melaksanakan aturan PSBB walau sudah dalm New Normal
Parasian Simanungkalit menyatakan telah selesai menulis satu buku selama 4 bulan dirumah saja karena ancaman serangan Covid-19. Buku yang ditulis berkenaan dengan serangan Virus Corona Covid-19 yang berasal dari Wuhan Tiongkok ke semua Negara diseluruh dunia.
Terbetik dan tergugah ingin menulis buku HADAPI PERANG NUBIKA mengingat pada waktu sebagai Perwira Siswa (Pasis) pada SESKO AL (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut) tahun 1986/1987 ada ceramah tentang Perang Senjata NUBIKA.
Setelah melihat gencarnya pemberitaan Virus Corona di Televisi Nasional dan membuka channel luar negeri, begitu dahsyatnya serangan Covid-19. Sehingga pada akhir Jamuari memulai mengumpulkan data dan referensi membuka kembali buku tentang senjata Nubika yaitu Nuklir, Biologi dan Kimia.
Dijelaskannya bahwa penulisan ini menggunakan metodologi pendekatan Filologi, dalam penelitian literatur kuno analisa yang sering digunakan adalah pendekatan filologi. Karena tidak keluar rumah sepertnya berada terkurung dihutan belantara tdk keluar rumah.
Didalam penjelasannya dalam buku HADAPI PERANG NUBIKA menguraikan Perang menggunakan Senjata Nubika pernah terjadi.
1. Nuklir.
Pada masa perang dunia kedua digunakan Amerika membom nuklir kota Hiroshima dan Nagasaki memaksa Jepang menyerah tanpa syarat.
Sejak itu berlomba lomba negara kaya di dunia membangun senjata nuklir.
2. Senjata Biologi.
Banyak negara di dunia setidaknya ada 17 negara mengembangkan penelitian dan menyiapkan senjata biologi. Termasuk Tiongkok dengan bocornya penelitian covid-19 sehingga mengancam seluruh manusia di dunia.
3. Senjata kimia.
Senjata kimia juga terus dikembangkan beberapa negara di dunia untuk pertanahan dan alat menyerang yang digunakan satu negara melawan negara lain apabila terjadi perang. Contohnya, Pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia melawan pemberontak Kurdi sehingga Amerika mengirim rudal dari kapal induknya yang ada di teluk ke istana Suriah sebagai peringatan agar jangan menggunakan senjata kimia.
Dipaparkannya apabila perang dunia ketiga pecah atau perang bilateral antara cina Tiongkok dan sekutunya melawan Amerika dan sekutunya, maka tidak menutup kemungkinan yang berperang menggunakan senjata Nubika.
Nah.. disinilah ancaman terhadap Bangsa dan Negara Indonesia. Apabila rudal berpeluru nubika apakah Indonesia siap menanggulangi dan mengatasinya supaya rakyat dan bangsa Indonesia tidak banyak korban.
Saya teringat pada ceramah LETJEN TNI PUR Prabowo Subianto dalam kuliah umum di Universitas Indonesia yang mengutip dari majalah Ghost Fleet menyatakan tahun 2030 Indonesia bubar atau tinggal nama.
Pada waktu itu kita tertawa mendengar, tetapi dalam penilaian lingkungan strategik bahwa tidak ada yang menjamin 1 sampai 10 tahun mendatang tidak ada perang yang menggunakan senjata NUBIKA. Peristiwa Wuhan Tiongkok saja sudah di semua negara terancam punah.
Oleh karena itu Menteri Pertahanan harus dari sekarang membuat strategi penangkalan dan rencana penanggulangan agar apabila terjadi Perang Nubika Indonesia tetap kokoh.
Untuk itu direncanakan pada tanggal 27 Juli 2020 mulai pukul 10 pagi sampai selesai, akan diadakan Diskusi & Bedah Buku "HADAPI PERANG NUBIKA" secara virtual Zoom.
Dimohonkan bapak MENHAN R.I sebagai Keynote speaker, Panglima TNI dan KAPOLRI serta Gubernur Lemhannas R.I sebagai Nara sumber.
Paparan buku oleh saya sebagai penulis (Ketum Dpn Gepenta), Ketua Panitia/Kordinator SEKJEN DPN GEPENTA BRIGJENPOL PUR. Drs. Genot Haryanto M.Si.
Sedangkan Moderator adalah Dr. Hervina Puspitosari SH.MH. dan ada pembacaan puisi "Warisan Pahlawan" dibacakan oleh Dr. Andina Elok Puri Maharani SH.MH. Dosen FH. UNS Solo.
Demikian konverensi Pers Ketua Umum Dpn Gepenta Brigjenpol Pur Dr. Drs. Parasian Simanungkalit SH.MH. secara on line virtual untuk tetap melaksanakan aturan PSBB walau sudah dalm New Normal
Laporan : Bambang/IWO